Jumat, 30 November 2012

Cerpen

            Setelah Ke pergianmu
Ku buka handphone ku, tak ada lagi kamu yang selalu memenuhi inbox-ku, tak ada lagi ucapan selamat pagi dan selamat tidur untukku. Tak ada lagi canda tawamu yang selalu mengiriku dalam kebahagiaan, tak ada lagi leluconmu yang membuatku tartawa. Tak ada lagi tatapan yang membuat jantungku berdebar dan menyejukkan hati. Tak ada lagi genggaman tanganmu yang selalu membuatku kuat akan setiap masalah yang menghampiriku. Tak ada lagi pelukanmu yang membuatku tentram dan merasa aman dekat denganmu. Kini, sekarang ada sesuatu yang hilang, tak sama seperti dulu.
 Aku berharap hari-hariku bisa berjalan dengan mulus seperti biasanya., walau tak ada kamu disampingku. Kini, aku mencoba menjalani semua aktivitasku seperti biasa. Dan aku bisa menjalani itu semua walau hatiku terasa kosong, hampa tanpa ada dirimu yang menemaniku setiap harinya. Tapi, aku harus tetap tegar dengan semua ini. Setelah kepergianmu, aku menyadari betapa aku mencintaimu. Setelah kepergianmu, kamu merampas semua cinta dan kebahagiaan yang kupunya, melarikan ke tempat asing yang justru tak tahu dimana keberadaannya. Siksaanmu begitu besar untukku, dan aku terlalu lemah untuk mendapatkan cobaan ini, aku begitu lemah untuk mendapatkan goresan luka di benakku yang semakin hari semakin bertambah.
 Di dalam mimpiku kamu selalu ada untukku, dan kamu milikku. Tapi ternyata, di dalam kehidupan nyata, kau hanyalah mimpi untukku dan aku sulit menggapaimu kembali. Tak ada hal yang mampu ku perjuangkan selain membiarkanmu pergi dan merelakanmu untuk orang lain yang pantas menapatkanmu. Aku berusaha menikmati kesedihanku, kesakitanku hingga ku terbiasa akan semua hal itu. Aku selalu meneteskan air mata untukmu, padahal setiap butiran air mata yang jatuh itu semakin aku merindukanmu dan sulit untuk melupakanmu. Kini aku merasa jatuh cinta padamu yang bukan milikku lagi. Tapi aku punya Tuhan, punya keluarga dan sahabat, yang selalu ada untukku. Aku percaya Tuhan pasti sedang menguji kesabaranku saat ini, dan pasti ada jalan keluar di balik ini semua. Mungkin di mataku kamu yang terbaik untukku, tapi belum tentu kata Tuhan kamu yang terbaik untukku. Aku percaya dan yakin bahwa skenario Tuhan adalah yang paling indah.

                                           
 Tak Cukup Hanya Cinta
“Sendirian aja dek Lia? Masnya mana?”, sebuah pertanyaan tiba-tiba mengejutkan aku yang sedang mencari-cari sandal sepulang kajian tafsir Qur’an di Mesjid komplek perumahanku sore ini. Rupanya Mbak Artha tetangga satu blok yang tinggal tidak jauh dari rumahku. Dia rajin datang ke majelis taklim di komplek ini bahkan beliaulah orang pertama yang aku kenal disini, Mbak Artha juga yang memperkenalkanku dengan majelis taklim khusus Ibu-ibu dikomplek ini. Hanya saja kesibukan kami masing-masing membuat kami jarang bertemu, hanya seminggu sekali saat ngaji seperti ini atau saat ada acara-acara di mesjid. Mungkin karena sama-sama perantau asal Jawa, kami jadi lebih cepat akrab.
“Kebetulan Mas Adi sedang dinas keluar kota mbak, Jadi Saya pergi sendiri”, jawabku sambil memakai sandal yang baru saja kutemukan diantara tumpukan sandal-sandal yang lain. “Seneng ya dhek bisa datang ke pengajian bareng suami, kadang mbak kepingin banget ditemenin Mas Bimo menghadiri majelis-majelis taklim”, raut muka Mbak Artha tampak sedikit berubah seperti orang yang kecewa. Dia mulai bersemangat bercerita, mungkin lebih tepatnya mengeluarkan uneg-uneg. Sebenarnya aku sedikit risih juga karena semua yang Mbak Artha ceritakan menyangkut kehidupan rumahtangganya bersama Mas Bimo. Tapi ndak papa aku dengerin aja, masak orang mau curhat kok dilarang, semoga saja aku bisa memetik pelajaran dari apa yang dituturkan Mbak Artha padaku. Aku dan Mas Adi kan menikah belum genap setahun, baru 10 bulan, jadi harus banyak belajar dari pengalaman pasangan lain yang sudah mengecap asam manis pernikahan termasuk Mbak Artha yang katanya sudah menikah dengan Mas Bimo hampir 6 tahun lamanya.
“Dek Lia, ndak buru-buru kan? Ndak keberatan kalo kita ngobrol-ngobrol dulu”, tiba-tiba mbak Artha mengagetkanku. ” Nggak papa mbak, kebetulan saya juga lagi free nih, lagian kan kita dah lama nggak ngobrol-ngobrol”, jawabku sambil menuju salah satu bangku di halaman TPA yang masih satu komplek dengan Mesjid.
Dengan suara yang pelan namun tegas mbak Artha mulai bercerita. Tentang kehidupan rumah tangganya yang dilalui hampir 6 tahun bersama Mas Bimo yang smakin lama makin hambar dan kehilangan arah.
 “Aku dan mas Bimo kenal sejak kuliah bahkan menjalani proses pacaran selama hampir 3 tahun sebelum memutuskan untuk menikah. Kami sama-sama berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja dalam hal agama”, mbak Artha mulai bertutur. “Bahkan, boleh dibilang sangat longgar. Kami pun juga tidak termasuk mahasiswa yang agamis. Bahasa kerennya, kami adalah mahasiswa gaul, tapi cukup berprestasi. Walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin tidak meninggalkan sholat. Intinya ibadah-ibadah yang wajib pasti kami jalankan, ya mungkin sekedar gugur kewajiban saja. Mas Bimo orang yang sabar, pengertian, bisa ngemong dan yang penting dia begitu mencintaiku, Proses pacaran yang kami jalani mulai tidak sehat, banyak bisikan-bisikan syetan yang mengarah ke perbuatan zina. Nggak ada pilihan lain, aku dan mas Bimo harus segera menikah karena dorongan syahwat itu begitu besar. Berdasar inilah akhirnya aku menerima ajakan mas Bimo untuk menikah”.
“Mbak nggak minta petunjuk Allah melalui shalat istikharah?”, tanyaku penasaran. “Itulah dek, mungkin aku ini hamba yang sombong,untuk urusan besar seperti nikah ini aku sama sekali tidak melibatkan Allah. Jadi kalo emang akhirnya menjadi seperti ini itu semua memang akibat perbuatanku sendiri”


                                               ANAK KERANG
 Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.
"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam."
"Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut.
Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.
Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara ;
air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.


 ANTARA CINTA dan KELUARGA
Hidup akan menjadi indah selama kita masih memiliki dan berada disamping orang –orang yang kita sayangi, seperti anita yang dimana dia masih memiliki kedua orang tua, adik dan kakak yang selalu mengingatkannya dikala dia melakukan suatu kesalahan, anita yang masih berumur 16 tahun dan duduk dibangku sekolah SMA yang dimana dia masih melewati masa-masa pubertas sama seperti yang dirasakan oleh remaja yang lain.
Pada saat itu anita menyimpan perasaan sayang pada seorang cowok yang bernama “Andre”.tanpa dia sadari bahwa dari awal dia masuk dibangku sekolah SMK anita sudah dilarang oleh keluarganya untuk berpacaran,tetapi anita tetap saja menentang perintah orang tuanya itu,anita dan andre menjalani hubungan berpacaran sudah hampir dua tahun. Dia menjalani semua itu tanpa sepengetahuan dari orang tua anita,apakah ini kekonyolan dari sebuah cinta ? seperti ada pepatah kalau “ Cinta itu Buta “ yang bisa membutakan mata dan hati bagi insan yang merasakannya seperti “Anita”
Andre selalu ada disaat Anita membutuhkannya,disaat anita merasa sedih dan bahagia.mungkin itu yang membuat anita menganggap andre adalah segalanya dalam hidup anita,hari-harinya selalu dia jalani dengan andre meskipun mereka berpacaran dengan cara long distance,karena andre bekerja dan sudah jelas jauh dari anita,,tetapi anita tidak menyadari semua itu.

            Suatu ketika anita memasuki bangku perkuliahan,dari sinilah kedua orang tua dan kakaknya mengetahui tentang hubungannya dengan andre melalui seluler anita yang berisi sms-sms dari andre yang selama ini dia dan andre sembunyikan,dan tanpa sepengetahuan anita tiba-tiba andre berkunjung kerumah anita,andre tidak pernah mendapat respon baik dari keluarga anita karena sudah dari awal keluarga anita tidak menyukai dan menyetujui hubungan mereka.
Pada saat itu keluarga anita marah besar sampai ayah dan ibu anita jatuh sakit mengetahui perbuatan anita yang selama ini menentang perintah mereka mulai saat itulah anita diberi pilihan antara keluarga, kuliah atau pacar.
Pada suatu malam anita berada pada perasaan bingung dengan pilihan yang diberikan oleh orang tuanya,, dia tidak ingin melepaskan pacarnya tetapi dia juga tidak ingin melepaskan keluarga dan kuliahnya.tapi dia harus menentukan pilihan yang harus dia ambil, akhirnya anita memilih keluarga dan kuliahnya dia berjanji pada orang tuanya untuk tetap fokus pada kuliah dan masa depannya. Dia tidak akan mengulangi kesalahan untuk yang kedua kalinya.
Akhirnya anita sekarang berusaha untuk mengembalikan rasa kepercayaan orang tuanya pada dirinya dan dia berkomitmen untuk selalu memandang masa depannya.


 Mendahului  takdir
“Uhhuk.. uhukk… “ibu  Dina terus saja terbatuk – batuk sepanjang hari ini. Dan seperti biasanya dia meminum obat yang diresepkan dokter untuknya. “assalamualaikum…” ucap anak Ibu Dina, Tono sepulang dari bekerja. “ibu, bagaimana hari ini, adakah perkembangan?” kata Tono kepada ibunya. “tidak tahu nak, hari ini ibu tidak berhenti batuk, sebaiknya kita ganti dokter lagi saja” kata Ibu Dina lirih, “tidak bu, sebaiknya kita coba bertahan dengan dokter yang ini karena kita baru saja ganti dokter” kata Tono tegas. “mungkin saja umur ibu tidak lama lagi, nak” kata Ibu Dina sambil menangis. “Tidak bu, ibu tidak boleh menyerah, mungkin saja kita hanya tinggal menunggu  beberapa waktu lagi untuk pemulihan Ibu” Seru Tono kepada ibunya, “tapi…” belum sempat Ibunya berbicara, handphone milik Tono bordering “tunggu sebentar ya bu, ada telepon dari managerku” kata Tono sambil beranjak dari kamar Ibunya.
                “Assalamualaikum, halo pak, ada apa?” ucap Tono menjawab telepon managernya, “waalaikum salam No, ini ada kabar duka dari kantor, Pak Ardi siang tadi tutup usia karena sakit, jadi kami harapkan kepada seluruh karyawan untuk datang ke pemakaman dekat kediaman pak Ardi pada pukul 4.00 sore, kamu bisa datang kan?” jelas managernya “innalilahi, saya turut berduka cita pak, iya Insya Allah saya akan datang” jawab Tono “baiklah, saya tunggu ya No, kalau begitu sudah dulu ya, assalamualaikum” tutup managernya “waalaikum salam” jawab Tono.
                Tono pun masuk kembali ke dalam rumah dan langsung menghampiri ibunya di dalam kamar, “Siapa yang telepon No?” kata ibunya pada saat Tono masuk “itu bu, managerku telepon, katanya bos ku, pak Ardi siang tadi meninggal dunia dan aku diminta untuk hadir di pemakamannya” jelas Tono kepada ibunya, “innalillahi wainnalillahi roji’un, iya No kamu harus datang sebagai bentuk penghormatan terakhir nak “ kata Ibunya, “iya bu, Insya Allah aku akan datang”. Tono pun pamit kepada ibunya untuk menghadiri pemakaman pak Ardi.
                Pada saat di tempat pemakaman, “ kita semua berharap dan berdoa agar  amal ibadah pak Ardi diterima di sisi Allah SWT” kata managernya “Aamiin “ seru seluruh karyawan. Sebelum beranjak dari tempat pemakaman Tono sempat berbincang dengan si penjaga pemakaman “ pak, saya mau minta tolong, sekarang ibu saya sedang sakit keras, kalau misalnya tidak bias tertolong, saya ingin memakamkan ibu saya di sini “ kata Tono, “iii… iya tuan” kata penjaga kubur tersebut. Tono pun beranjak pergi dan menuju pulang.
                Beberapa hari kemudian Tono tidak pernah lagi datang ke kantor karena tiba – tiba sakit. Sedangkan ibunya sudah berhasil memulihkan kesehatannya sehingga sehat kembali. Namun sejak pertama sakit, hingga beberapa bulan, sakit Tono tidak kunjung menunjukkan adanya tanda – tanda untuk sembuh, hingga akhirnya ia pun tidak bias tertolong. Bukannya ibunya yang akan dia makamkan, tetapi dia lah yang terlebih dahulu dimakamkan oleh ibunya, semuanya karena ia mendahului takdir.




Sabtu, 17 November 2012

Sistem Fonologi Bahasa Banjar


        Bahasa Banjar (BB) berwujud dalam 3 Komunitas besar yaitu Bahasa Banjar Kuala, Bahasa Banjar Pahuluan dan Bahasa Melayu yang terangkum dalam berbagai dialek. Tanjung, Kelua, Amuntai, Barabai, Kandangan, Banjarmasin, Baarito Kuala. Sebahagian besar perkataan dalam Bahasa Banjar adalah sama dengan Bahasa Melayu, begitu juga dengan awalan seperti di, ber, ter, men, meng, dan akhiran seperti kan, an dan sebagainya. Perbedaan yang nyata hanyalah dari segi sebutan. Bahasa Banjar menggunakan a bagi menggantikan e (pepet) seperti kalihatan (kelihatan), handak (hendak) dsb. Jika hujung ayat, bunyi a dan u menjadi a' dan u' iaitu dengan bunyi k yang lembut. Bahasa Banjar juga menggunakan awalan 'ber' , 'ter' , 'me’, ‘men’, meng' yang ditukar menjadi 'ba', 'ta', 'ma' seperti 'bersedih' disebut 'basadih', 'memberi' disebut 'mambari', sementara akhiran 'kan' kadangkala disebut 'akan' contohnya 'mendengarkan' jadi 'mandangarakan'.
Kalau kita perhatikan pembicara-pembicara BB,maka dengan mudah kita mengedintifikasi adanya variasi-variasi dalam pengucapan ataupun perbedaan-perbedaan kosa kata satu kelompok dengan kelompok suku banjar lainnya,dan perbedaan itu disebut sebagai dialek dari BB yang bisa dibedakan antara dua dialek besar yaitu : (1) dialek Bahasa Banjar Kuala(disingkat BK);(2)dialek Bahasa Banjar Hulu sungai (disingkat BH). Dialek BK umumnya dipakai oleh penduduk "asli" sekitar kota banjarmasin, Martapura, dan Pelaihari, sedangkan dialek BH adalah BB yang dipakai oleh penduduk di daerah Hulu sungai umumnya yaitu daerah-daerah kabupatn Tapin, Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara serta Tabalong.Pemakai BH ini jauh lebih luas dan masih menunjukan beberapa variasi subdialek lagi yang oleh Den Hamer disebut dengan istilah dialek lokal yaitu seperti Amuntai,Alabio, Kalua, Kandangan, Tanjung, bahkan Den Hamer cenderung berpendapat bahwa bahasa yang dipakai oleh "orang bukit" yaitu penduduk pedalaman pegunungan Meratus merupakan salah satu subdialek nya bisa dipetakan secara cermat dan tepat.
sekarang kita dapat melihat kasus di Kalimantan Selatan, apa yang disebut Melayu adalah orang-orang Banjar. Bahasa Banjar sendiri dibagi menjadi dua varian, yakni Banjar Hulu dan Banjar Kuala..
§  arai (Banjar Hulu), himung (Banjar Kuala); artinya gembira
§  hagan (Banjar Hulu), gasan (Banjar Kuala); artinya untuk
§  tiring (Banjar Hulu), lihat (Banjar Kuala); artinya melihat
§  bungas (Banjar Hulu), langkar (Banjar Kuala); artinya cantik
§  tingau (Banjar Hulu), lihat (Banjar Kuala); artinya toleh, lihat
§  balalah (Banjar Hulu), bakunjang (Banjar Kuala); artinya bepergian
§  lingir (Banjar Hulu), tuang (Banjar Kuala); artinya tuang
§  tuti (Banjar Hulu), tadi (Banjar Kuala); artinya tadi
§  ba-ugah (Banjar Hulu), ba-jauh (Banjar Kuala); artinya menjauh
§  macal (Banjar Hulu), nakal (Banjar Kuala); artinya nakal
§  balai (Banjar Hulu), langgar (Banjar Kuala); artinya surau
§  tutui (Banjar Hulu), catuk (Banjar Kuala); artinya memukul dengan palu
§  tukui (Banjar Hulu), periksa (Banjar Kuala); artinya memeriksa
§  padu (Banjar Hulu), dapur (Banjar Kuala); artinya ruang dapur
§  kau'u (Banjar Hulu), nyawa (Banjar Kuala); artinya kamu
§  diaku (Banjar Hulu), unda (Banjar Kuala); artinya aku
§  disia (Banjar Hulu), disini (Banjar Kuala); artinya disini
§  bat-ku (Banjar Hulu), ampun-ku (Banjar Kuala); artinya punya-ku
§  bibit (Banjar Hulu), ambil (Banjar Kuala); artinya ambil
§  ba-cakut (Banjar Hulu), ba-kalahi (Banjar Kuala); artinya berkelahi
§  diang (Banjar Hulu), galuh (Banjar Kuala); artinya panggilan anak perempuan
§  nini laki (Banjar Hulu), kayi (Banjar Kuala); artinya kakek
§  utuh (Banjar Hulu), nanang (Banjar Kuala); artinya panggilan anak lelaki
§  uma (Banjar Hulu), mama (Banjar Kuala); artinya ibu
§  hingkat (Banjar Hulu), kawa (Banjar Kuala); artinya dapat, bisa
§  puga (Banjar Hulu), hanyar (Banjar Kuala); artinya baru
§  salukut (Banjar Hulu), bakar (Banjar Kuala); artinya bakar
§  kasalukutan, kamandahan (Banjar Hulu), kagusangan (Banjar Kuala); artinya kebakaran
§  tajua (Banjar Hulu), ampih (Banjar Kuala); artinya berhenti
§  bapandir (Banjar Hulu), bepéndér (Banjar Kuala); artinya berbicara
§  acil laki (Banjar Hulu), amang, paman (Banjar Kuala); artinya paman
Kota Banjarmasin (BJM) adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota dari provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kota yang cukup padat ini termasuk salah satu kota besar di Indonesia, walau luasnya yang terkecil di Kalimantan, yakni luasnya lebih kecil daripada Jakarta Barat. Kota yang dijuluki kota seribu sungai ini merupakan sebuah kota delta atau kota kepulauan sebab terdiri dari sedikitnya 25 buah pulau kecil (delta) yang merupakan bagian-bagian kota yang dipisahkan oleh sungai-sungai diantaranya pulau Tatas, pulau Kelayan, pulau Rantauan Keliling, pulau Insan dan lain-lain. Sejak zaman dulu hingga sekarang Banjarmasin masih menjadi kota niaga dan bandar pelabuhan terpenting di pulau Kalimantan. Pelabuhan kota Banjarmasin adalah pelabuhan Trisakti yang terletak 12,5 mil dari muara sungai Barito. Pelabuhan Trisakti memiliki Terminal Petikemas Banjarmasin (TPKB) yang termasuk 10 besar terminal petikemas di Indonesia. Secara de jure Banjarmasin masih sebagai ibukota Kalsel, namun kantor Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan terhitung sejak tanggal 14 Agustus 2011 yang bertepatan dengan Harijadi Kalsel ke 61, telah dipindahkan ke kecamatan Cempaka (Banjarbaru) yang berdiri pada lokasi dengan ketinggian elevasi 44 meter di atas permukaan laut serta berjarak sekitar 60 km dari kantor lama (pada titik 0 km Banjarmasin di tepi sungai Martapura). Departemen Pekerjaan Umum menempatkan Banjarmasin sebagai salah satu kota pentingdan mempersiapkan Banjarmasin beserta 4 daerah kab/kota yang menjadi satelitnya sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional yaitu Kawasan Perkotaan Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut sebagai calon kota "metropolitan" generasi ketiga yang dinamakan Banjar Bakula.

 1. Dialek Bahasa Banjar Kuala, yang umumnya dipakai oleh penduduk sekitar Banjarmasin, Martapura dan Pelaihari.

2. Dialek Bahasa Banjar Hulu, seperti di daerah – daerah Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong.
1. Perbedaan kosa kata seperti :

Banjar Kuala ................... . Banjar Hulu
kawa .................................. hingkat = dapat
mau ................................... hakun = mau, ingin
gasan ............................... . hagan = untuk, buat
jalan .................................. lalah, jaap = jalan
pingkut .............................. cakut = pegang
gusang ............................. . hangit = hangus
pangasit ............................ pamalar = kikir
timpas ............................... tungkih = bacok
unda .................................. aku = saya
nyawa ............................... ikam = kamu

2. Perbedaan pengucapan fonem, seperti :

Banjar kuala .................. Banjar Hulu
gemet ............................. gimit, gamat = perlahan, pelan
ember ............................. imbir = ember
harit ................................ arit = tahan
longor .............................. lungur (sulah ) = botak
cocok ............................... cucuk = sesuai
kawan .............................. kawal = teman
kenceng ........................... kincing = periuk
hancap ............................. ancap = cepat
bangkak ( buris ) ........... bungkak = besar ( perut )
lelongkong ....................... lalungkang ( jandila ) = jendela
sete .................................. sati = sate
nangapa ..........................  nangaa = kenapa,mengapa
siapa .............................    siaa = siapa
barapa ...........................   baraa = berapa

 VOKAL DAN KONSONAN BAHASA BANJAR

1. VOKAL

A. Vokal Bahasa Banjar Kuala : [ a ],[ i ],[ u ],[ o ],[ e ], [au ], [ ai ], [ ui ]
B. Vokal Bahasa Banjar Hulu : [ a ],[ i ],[ u ],[ au ],[ ai ], [ ui ]

Banjar Kuala --------------------- Banjar Hulu
anyar = baru .................................... hanyar = baru
bulik = pulang ..................................mantuk = pulang
ojor = tua ..........................................indah = tak mau
kempeng = kempis ......................... gucik = pekak,tuli
lapaw = tempeleng ......................... kuntaw = silat
waday = kue ....................................tatay = sanding
buruy = perut besas ....................... tutuy = hantam


2. KONSONAN

Bahasa Banjar Kuala dan Bahasa Banjar Hulu :b,c,d,g,h,j,k,l,m,n,ng,ny,p,r,s,t,w,y
Seperti :
butuh = kemaluan laki-laki
cagat = lurus, tegak
dawir = gantung
ganal = besar
halarat = kenduri, selamatan
julak = sebutan kepada saudara tua ayah
kucik = korek dengan telunjuk
lampah = tapa, semedi
malut = susah diusahakan
naya/niya = ini
ngalih = sulit,sukar
nyiru = tampah
panay = cobek
rujak = tusuk dengan kayu panjang
sidin = beliau
tukuy = datangi
wastu = hanya
yato/yatu = begitu, yaitu

 IMBUHAN
Di awal : ma-, mam-, man-,mang-,manga-,many-,ba-,di-,ka-,ta-,sa-,ja-,ca-
maracik, = mengiris halus – halus
mambarakat = membawa pulang ( kenduri, selamatan )
mamparapas = menimbulkan bunyi “ parapas “
mandangar = mendengar
manggarigit = gemas
mangatupat = makan ketupat
manycaracat = meluncur dengan cepat
bakarak = berkerak
dihiga = di samping
rumah = karumah
tasarah = terserah
jawawa = tak bisa
cahakun = tak mau

Di antara : - al -, - am –, - ar -
gitir ..... galitir
kikik ..... kalikik
kakak ..... kalakak
susur ..... salusur
pagut ..... pamagut
patuk ..... pamatuk
rampah ..... rarampah
ragi ..... raragi
kacak ..... karacak
biasanya - al –, - am - berpasangan dengan – an, seperti :
galitiran
pamatukan

Di akhir : -lah, - an, -i, -akan, -alah, ilah
bujur jualah = benar juga
bulikan = pulangan
barii = menyuruh memberi
ambiliakan = ambilkan
umayalah = wah, kagum,sesal
bulikilah = kembali lagi

Di awal dan di akhir : ma-akan, ma-i, ba-lah, ba-an, di-akan, di-i, ka-an
isi ..... maisiakan,maisii = mengisikan, sedang mengisi
dintu ..... badaintulah = begitulah
ambil ..... baimbayan = bersama-sama
jalan ..... bajalanan = berjalanan
diam ..... didiamakan = melakukan agar diam
sarik ..... disariki = dimarahi
rumah ..... karumahan = mengajak agar datang ke rumah
Ada proses morfofonemik pada awalan ma-, pa-an terjadi nasalisasi luluhnya t,k,s,p seperti :
tukar ..... manukar
kukus ..... mangukus
sapu ..... manyapu
pupur ..... mamupuri
kajung ..... pangajungan

karas ..... pangarasan

PERULANGAN ( REDUPLIKASI )

Perulangan sebahagian suku depan berawal konsonan ditambah ibuhan –an,ba-an,ka-an, seperti :
puhun ..... pupuhunan
rumah ..... rurumahan
kuda ..... kukudaan
bungul ..... bubungulan
tarus ..... batatarusan
pintar ..... kapipintaran

Perulangan sebagian suku depan berawal vokal ditambah ibuhan –an,ba-an, ka-an, seperti :
anak ..... aanakan
angin ..... aanginan
igal ..... iigalan
imit ..... iimitan
ulay ..... uulayan
untung ..... uuntungan
ampih ..... baaampihan
ungah ..... kauungahan

Perulangan seluruh katanya ( utuh ), seperti :
rumah ..... rumah – rumah
datang ..... datang – datang

Perulangan unik, seperti :
lalu-lalang, lalu – liwas, kucang – kirap, hambur – kaut
   KATA FUNGSI ( PARTIKEL )
Ada beberapa kata fungsi dalam Bahasa Banjar, seperti :
saling ..... saling habangan = sangat merah
sing ..... sing bungulan = sangat bodoh

Umumnya “ saling “ dan “ sing “ ini selalu berkombinasi dengan “ kada “
seperti : kada saling salawaran = tidak memakai celana sama sekali
kada sing tapihan = tidak memakai sarung sama sekali
-  gin ..... akugin = saya pun , saya juga
-  pang menyatakan penegas, seperti
ikam pang, babaju pang, nangitu pang, ayu pang, cuba pang, karumah pang dsb.
- ay menyatakan penegas, pembenaran, ragu-ragu, pengharapan, seperti : tambukay, bulikay,pintaray, ikamay, bujuray, tasarudupay inya, kaluay, ambilakanay indahai aku, kadaay mun nitu, tasimpanay dalam dumpit dsb.
-  ah perubahan dialek dari - kah ( tanya ), kupikah ---- kupiah, akukah ---akuah
ikamhah ------- ikamah, dsb.
- lah menyatakan permintataan atau suruhan, seperti :
bacarilah, bagagamatlah
-  lah sering ditambahkan dengan – ay, seperti
bujur jualahay, damintulahay.
-  alah, - alih, - lih sama maksudnya dengan –lah, - kah, seperti :
ikamalah, akualih, bujurlih

Terkadang - alah, - alih, - lih di tambah –ay, seperti :
kaya apaalahay, bujur jualihay, ganalnyalihay
-  tih sebagai penguat maksud pada kata depannya, seperti
nangitutih, napangtih
-  am menyatakan kelegaan, keluhan, permintaan, seperti :
syukuram mun kaya nangitu, nah hikam kada taambilam, umai iyaam,
imbaham, mun kaya itu pianam harapan kami dsb.

Ada partikel han, ay, ha, ti, anu, lakun, lakunnya, sebagai pelancar, seperti :
han sudah kupadahakan kalu
ay nangkayani halah
kuambil ha mun daintu
mun nangituti aku kada baisi
nainiti sudah talanjur basa
anu hadangi kada tasalah pang
lakun pina pambibisanya
kada baparibasa lakunnya

Kata serapan dari bahasa Eropa

Kata serapan dari bahasa Belanda (Banjar: bahasa Walanda) antara lain:
Bahasa Belanda
Bahasa Banjar
Zwak
Suwak
Kapitein
Kapitan
Alamanaak
Almanak
Auto
Oto
Straat
Satrat
Gemeente
Haminta
Gouverneur
Hobnor
Kata serapan dari bahasa Portugal (Banjar: bahasa Paranggi) antara lain:
Bahasa Portugis
Bahasa Banjar
Bandeira
Bandira
Capitao
Kapitan
Armario
Lamari
Bola
Bula
Camisa
Kamija
Dado
Dadu
Kursi
Kursi
Garfo
Garpu
Igreja
Gareja
Limao
Limau
Menteiga
Mantiga
Domingo
Minggu
Padre
Padri (dalam Hikayat Banjar)
Janela
Jandila
Escola
Sakulah
Sabado
Saptu
Sabao
Sabun
Sapato
Sapatu

  Pengaruh bahasa Jawa

Bahasa Banjar mengambil kosa kata serapan dari bahasa Jawa seperti banyu (bahasa Jawa Baru), diduga dahulu yang dipakai kosa kata ayying (bahasa Bukit).
Bahasa Banjar
Bahasa Jawa
Arti
hanyar
anyar
baru
lawas
lawas
lama
habang
abang
merah
hirang
ireng
hitam
halar
lar
sayap
halat
lat
pisah
banyu
banyu
air
sampiyan (pian)
sampeyan
Anda
andika (dika)
andiko
kamu (halus)
picak
picek
buta
sugih
sugih
kaya
licak
licek
becek
baksa
beksan
tari
kiwa
kiwo
kiri
rigat
reged
kotor
kadut
kadut
kantong uang
padaringan
pendaringan
tempat beras
dalam
dalem
rumah bangsawan
iwak
iwak
ikan
awak
awak
badan
ba-lampah
nglampahi
bertapa
ba-isuk-an
isuk-isuk
pagi-pagi
ulun
ulun
aku (halus), (aku untuk Dewa, Jawa)
jukung
jukung
sampan
kalir
kelir
warna
tapih
tapeh
sarung, jarik
lading
lading
pisau
reken
reken
hitung
ilat
ilat
lidah
gulu
gulu
leher
kilan
kilan
jengkal
kawai, ma-ngawai
ngawe-awe
me-lambai
ngaran
ngaran
nama
pupur
pupur
bedak

Etimologi

Dalam bahasa Jawa, Banjarmasin berarti taman asin, sedangkan sejarah Jawa Barat mencatat nama Banjarmasin berasal dari keluarga keraton Kerajaan Mahasin di Singapura yang mengungsi ke daerah Banjar karena serangan Sriwijaya kemudian berdirilah Kerajaan Banjar Mahasin, namun nama asli kota Banjarmasin adalah Banjar-Masih, pada tahun 1664 orang Belanda masih menulisnya Banjarmasch atau Banzjarmasch. Kota yang secara historis menjadi ibukota provinsi Kalimantan sampai tahun 1957 ini memiliki Indeks persepsi kenyamanan 52.61 (th. 2009) meningkat menjadi 53.16 (th. 2011) walau masih di bawah rata-rata. Tahun 1942 Jepang menduduki kota ini, sebelumnya kolonial Belanda, menjadikan Banjarmasin sebagai ibukota Dutch-Borneo dan di bawah kekuasaan Inggris (Alexander Hare) dikenal sebagai British-Borneo.
Penyebutan Banjarmasin yang pernah digunakan:
  • Benjar
  • Benjarsen atau Benjar-mausen
  • Bandjermassing
  • Bandjer Massing
  • Banjer-massinsch
  • Banjarmassing
  • Bandjarmassingh
  • Bandjermasin
  • Bandjermassin
  • Banjer Massin
Nama lain kota Banjarmasin adalah kota Tatas karena pusat kota ini berdiri di atas pulau Tatas, yaitu delta yang membentuk wilayah kecamatan Banjarmasin Barat dan sebagian Banjarmasin Tengah yang dahulu sebagai pusat pemerintahan Residen Belanda.
Asal bahasa banjar berasal dari bahasa melayu, bahasa banjar berlogat agak cepat. Orang suku banjar rata-rata tidak biasa mengucapkan huruf E. bahasa banjar  juga memiliki persamaan dengan bahasa jawa dan arab contoh bahasa jawa : lawang = pintu, uyah = garam, banyu = air. Contoh bahasa arab : ahad = minggu.
Dalam penuturan sehari-hari, Kota Banjarmasin sering hanya disebut sebagai "Banjar", meskipun hal ini dapat pula dikelirukan dengan Kabupaten Banjar bagi orang luar Kalimantan Selatan. Akan tetapi, bagi orang Kalsel sendiri, nama "Banjar" hampir selalu bermakna Banjarmasin, sementara untuk menyebut Kab. Banjar, orang Kalsel menyebut nama-nama daerah di kabupaten tersebut secara spesifik, seperti Kertak Hanyar, Martapura, Pengaron, Astambul, dan lain sebagainya.

 

Bahasa adalah hasil dari cipta seni manusia yang indah bahasa nya dan baik isi nya. Bahasa juga bagian dari hasil perkembangan budaya manusia. Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi kepada orang lain. Bahasa berbeda-beda tergantung pada setiap daerah nya. Bahasa juga adalah hak bagi setiap manusia.
Bahasa indonesia adalah bahasa yanng digunakan masyarakat indonesia untuk berkomunikasi satu sama lain. Bahasa indonesia berasal dari bahasa melayu tinggi. Bahasa indonesia di kembangkan pada tahap awal oleh ahli bahasa yang bernama sutan takdir ali syahbana. Bahasa indonesia di setiap daerah pun berbeda karena mengikuti logat dari daerah itu sendiri. Bahasa indonesia juga di masukkan dalam mata pelajaran dari tingkat SD, SMP, SMA, & Perguruan tinggi.
Bahasa banjar adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku banjar untuk berkomunikasi  satu sama lain. Bahasa banjar berasal dari bahasa melayu. Bahasa banjar adalah bahasa asli suku banjar. Bahasa banjar di jaman modern tidak terlalu dominan karena kebanyakkan masyarakat banjar telah menggunakan bahasa indonesia di keseharian mereka. Kebanyakkan masyarakat asli suku banjar yang tinggal pedalaman KALIMANTAN SELATAN yang masih menggunakan bahasa bahasa banjar.


 Kesimpulan
Bahasa banjar (BB) berwujud dalam 3 Komunitas besar yaitu Bahasa Banjar Kuala, Bahasa Banjar Pahuluan dan Bahasa Melayu yang terangkum dalam berbagai dialek. Tanjung, Kelua, Amuntai, Barabai, Kandangan, Banjarmasin, Baarito Kuala. Bahasa banjar juga memiliki percampuran dengan bahasa arab dan jawa. Bahasa banjar mempunyai logat yang cepat. Bahasa Banjar dipergunakan oleh Suku Banjar yang mendiami hampir seluruh Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.Bahkan tersebaar secara luas sampai ke daerah – daerah pesisir Kalimantan Tengah , Kalimantan Timur, Sumatera seperti di Muara Tungkal, Sapat dahn Tembilahan juga di daerah – daerah Negara Malaysia. Bahasa Banjar ini dibawa oleh perantau orang – orang Banjar.
Bahasa Banjar mempunyai dua dialek, yaitu :
1. Dialek Bahasa Banjar Kuala, yang umumnya dipakai oleh penduduk sekitar Banjarmasin, Martapura dan Pelaihari.
2. Dialek Bahasa Banjar Hulu, seperti di daerah – daerah Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan dan Tabalong.
 

 Penutup
Demikian lah kertas kerja yang bertemakan tentang bahasa banjar dan sejarah Banjarmasin yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kurang lebih nya mohon di maafkan. Terima kasih.

    
 Saran
Kami mengetahui bahwa Kertas Kerja ini jauh dari kata sempurna sehingga kami mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga Kertas Kerja ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan kertas kerja ini