BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Ingatan atau
sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan
dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli memandang ingatan
sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat
adalah hal yang pernah dialami, pernah dipersepsinya, dan hal tersebut pernah
dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada suatu waktu kejadian itu
ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning),
menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering). Dalam
proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi (encoding),
penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage).
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ingatan itu?
2. Apa saja macam-macam ingatan itu?
3. Apa faktor yang mempengaruhi
ingatan?
4. Apa aplikasi Ingatan terhadap
kehidupan?
C.
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengertian ingatan
2. Untuk mengetahui macam-macam ingatan
3. Untuk mengetahui factor yang
mempengaruhi ingatan
4. Untuk mengetahui aplikasi ingatan terhadap
kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIANnINGATAN
Sistem memori manusia Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan. Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu adalah sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu saling berkaitan.
Sistem memori manusia Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan. Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu adalah sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu saling berkaitan.
Di mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan, demikian menurut Naisser, 1967. Ada juga yang mengatakan memori adalah merupan gudang yang pasif, tetapi merupakan suatu yang aktif memilih data penginderaan mana yang akan di olahnya, mengubah data data menjadi informasi yang bermakna dan menyimpan infotmasi itu untuk digunakan di waktu kemudian.
Hal ini berarti memori juga dapat
dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap, mengolah dan
menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu sistem
yang rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam
memori terdapat interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau
tahapan-tahapan yang ada di dalamnya. Menurut Richard Atkinson
dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998), ingatan disimpan dalam tiga sistem
penyimpanan informasi, yaitu memori sensori (sensory memory), memori jangka
pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term memory).
B. MACAM-MACAM INGATAN
1. Memori Sensoris
1. Memori Sensoris
Memori Sensoris
adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil.
Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu
sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan
sebaganya. Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang
segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika
anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit.
Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan
oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak yang
ditangkap indera penglihatan.
Ketika kita
mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu, informasi-informasi
dari indera-indera itu diubah dalam bentuk impuls-impuls neural (bentuk neuron)
dan dikirim ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses tersebut berlangsung
dalam sepersekian detik.
2. Ingatan Jangka Pendek
Ingatan jangka
pendek atau sering disebut dengan short-term
memory atau working memory adalah
suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan
hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka
pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan.
Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka
pendek. Contoh , pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa
menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama
anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu,
maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat
sesuatu berikutnya.
3. Ingatan
Jangka Panjang
Ingatan jangka
panjang (long term memory) adalah
suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang
disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat panjang. Kapasitas yang
dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka panjang
adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka
panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau. Contohnya saat kita mendengar seseorang yang mengatakan, “Atun dihina oleh Nana
sampai sakit hati”, maka kita tidak hanya mengerti arti masing-masing kata
dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yangnterjadinsebenarnyandarinkeseluruhannkalimatntersebut.
4. Ingatan Deklaratif dan Ingatan Prosedural
4. Ingatan Deklaratif dan Ingatan Prosedural
Ingatan jangka panjang dibedakan menjadi dua, yaitu ingatan jangka panjang
eksplisit (ingatan
deklaratif) dan ingatan jangka panjang implisit (prosedural). Ingatan jangka
panjang eksplisit (ingatan deklaratif) adalah ingatan yang kita munculkan
kembali ke kesadaran untuk digunakan dengan sengaja. Ingatan jangka panjang implisit (ingatan prosedural) adalah kebalikan dari ingatan eksplisit, yaitu ingatan yang memungkinkan kita
mengerjakan sesuatu tanpanharusnberpikir.
5. Ingatan Episodik dan Ingatan Semantik
5. Ingatan Episodik dan Ingatan Semantik
Para ahli di
bidang ingatan ini membagi ingatan jangka panjang menjadi ingatan episodik dan
ingatan semantik. Ingatan episodik adalah ingatan tentang peristiwa-peristiwa,
sedangkan ingatan semantik adalah ingatan atau pengetahuan kita tentang
fakta-fakta.
Ingatan episodik (tentang peristiwa) dan ingatan semantik (fakta) diolah di
ingatan bagian otak yang berbeda. Adalah Tulving, seorang ahli di bidang
ingatan, membuat sebuah eksperimen untuk mengetahui bagian otak yang mengolah
ingatan episodik dan ingatan semantik. Ingatan episodik dan ingatan semantik memiliki perbedaan cara kerjanya
dalam menyimpan dan mengorganisasikan informasi. Ingatan episodik menyimpan
informasi dalam bentuk gambaran (bayangan) yang diorganisasikan berdasarkan
pada kapan dan di mana peristiwa-peristiwa terjadi. Sedangkan ingatan semantik
menyimpan informasi dalam dalam bentuk jaringan hubungannidenyangntelahndianalisis.
C.IFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INGATAN
Telah disebutkan
sebelumnya bahwa diduga ingatan yang telah masuk ke dalam ingatan jangka panjang
akan bertahan lama bahkan selamanya, dan manusia memiliki kemampuan untuk
mengenang atau memanggil kembali ingatan tersebut saat dibutuhkan. Namun tidak
berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan masuk dan tinggal seluruhnya
dalam ingatan. Ada faktor-faktor
yang ternyata dapat mempengaruhi daya kerja ingatan, antara lain:
Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
- Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya kerja atau prestasi ingatan.
- Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.
- Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang-orang yang sering bepergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt Lewin (1890-1947), seorang psikolog jerman, minat dan motivasi berarti konsentrasi energi (forces) pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi energi inilah yang menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan.
D.
APLIKASIITEORIIPENGOLAHANIINFORMASIIDALAMIBELAJAR
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandinyangnbergunanuntuknmemudahkannindividundalamnprosesbelajarNyangIakanIdi jalaniIdirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut.
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari. Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di dapat menjadi suatu sandi-sandinyangnbergunanuntuknmemudahkannindividundalamnprosesbelajarNyangIakanIdi jalaniIdirinya.
Mengenai hal di atas, para ahli kognitif juga berasumsi bahwa belajar yang berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada di lingkungannya. Ini menunjukan bahwa dalam proses belajar ini tindakan dari peserta didik adalah hal utama yang mempengaruhi terhadap hasil belajar yang akan di capai dari peserta didik, dalam hal ini menyangkut aspek perubahan perilaku seperti: aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Komponen belajar menurut teori pengolahan informasi seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas, bahwakomponen belajar adalah perhatian yang ditujukan pada stimulus, pengkodean stimulus, dan penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival). Atas dasar komponen dasar tersebut.
a.IMembimbingIuntukImenerimaIstimulus
b.IMemperlancarIpengkodean
c. Memperlancar penyimpanan dan retrival.
b.IMemperlancarIpengkodean
c. Memperlancar penyimpanan dan retrival.
Melihat dari komponen tersebut sudah pasti ketiganya merupakan suatu satu kesatuan yang
harus dilakukan secara berutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan di
dapat atau hasil belajar dari peserta didik itu sendiri.
E.
MEMBIMBINGIPESERTAIDIDIKIDALAMIPENERIMAANISTIMULUS
Sistem memori dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan diperhatikannya, ini juga dapat dikatakan bahwa sistem memori manusia memiliki suatu aplikasi filterasi terhadap stimulus-stimulus yang di perhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:
Sistem memori dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan diperhatikannya, ini juga dapat dikatakan bahwa sistem memori manusia memiliki suatu aplikasi filterasi terhadap stimulus-stimulus yang di perhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain:
a. Memusatkan perhatian ke
stimulus-stimulus tertentu yang di pilih. Dalam hal ini pendidik akan memberikan perhatian
khusus terhadap siswa mengenai stimulus-stimulus yang akan dipilih. Jadi dengan
demikian siswa/peserta didik akan lebih terkosentrasi pada stimulus yang telah
ditentukan.
b. Mengenali secara awal stimulus dengan
kode-kode tertentu. Dalam pengenalan awal stimulus melalui pengkodean yaitu
bagaimana individu mengubah stimulus yang ada sehingga dapat di simpan dan pada
waktu yang lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. Dalam pengkodean ini
akan terjadi proses pengulangan dan menghubungkan dengan informasi lama yang
sudah tertanam dalam memori manusia.
Hal penting agar kegiatan menyajikan fokus adalah dengan memudahkan
peserta didik dalam menerima informasi yang cermat dan lengkap. Atau dengan
ungkapan lain apakah informasi yang diberikan itu diterima di dalam memori
kinirja peserta didik. Untuk memudahkan penerimaan informasi untuk tujuan
behavioral dapat dilakukan dengan organise muka (advance organize), yaitu
merupakan konsep-konsep paying bagi bahan baru. Tujuan dengan pemberian
kerangka ini atau advance organize yaitu untuk membantupeserta didik untuk
mengetahui dan memperhatikan hal-hal penting dari material atau bahan pelajaran
yang baru. Adapun yang mengatakan bahwa advance organizer juga berguna untuk
memberikan kerangka konseptual untuk belajar. Selain itu melalui advance
organizer akan menjadi suatu penghubung antara simpanan informasi peserta didik
pada waktu sekarang dengan dengan belajar yang baru. Melalui hal ini juga dapat
di gunakan sebagai jembatan antara kognitif lama dan struktur kognitif yang
akan diperoleh, sehingga melalui advance organizer dapat memperlancar proses
mengkode pada peserta didik. Membahas mengenai advance organizer, ada dua jenis
organizer yang disampaikan (mayer: 19979) yaitu:
a. Organizer Ekspositorik yaitu
memberikan mekanisme untuk membuat hubungan logis dalam materi baru. Dalam hal
ini yang menjadi titik pusatnya adalah bagaimana membuat hubungan yang singkron/
masuk akal antara informasi yang di miliki peserta didik dengan informasi yang
akan di peroleh saat proses belajar.
b. Organizer komparatif yaitu
memberikan mekanisme untuk menghunbungkan informasi yang baru dan tidak di
kenal dengan pengetahuan yang sudah ada. Dalam hal ini dapat diartikan juga
bahwa melalui organizer ini, peserta didik akan dibantu untuk memahami
informasi yang sama sekali belum dikenal dan belum ada pada informasi yang
sudah dimilikinya. Hal ini akan di lakukan oleh pendidik melalui pengenalan
sederhana mengenai informasi baru tersebut dan setelah itu akan diperinci.
Selain dari pada itu pendidik juga akan memberikan motivasi pada peserta didik
agar mampu untuk memahami informasi baru tersebut, motivasi yang di berikan
dapat berupa data-data pendukung dan penanaman rasa percaya diri kepada siswa
bahwa ia mampu untuk mengkode dan memunculkan kembali pada waktu yang berbeda
(masa datang).
F.IMEMPERLANCARIPENGKODEAN
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam memori jangka panjang.proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali di waktu kemudian mengenai informasi tersebut. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang. Teknik yang kurang dikenal juga akan di lakukan pengkodean melalui pemberian petunjuk yang dapat berupa judul paragraf atau kata-kata yang berhubungan.
Rancangan yang lain adalah berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan peserta didik, rancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk mengubah atau melakukan peengubahan dengan caranya sendiri terhadap informasi agar bagaimana mudah untuk di ingat dan melakukan retrival (memunculkan kembali). Memperoleh Pada bantuan yang berbasis peserta didik yaitu berupa pengisyaratan baik visual maupun verbal yang berasal dari peserta didik itu sendiri, yang dapat membantunya belajar memperoleh asosiasi yang sembarangsaja sifatnya misalnya; sebuah daftar, methode dan sebagainya.
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam memori jangka panjang.proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi kode ringkasan guna memudahkan dan mengingat kembali di waktu kemudian mengenai informasi tersebut. Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam proses penyimpanan pada memori kerja peserta didik. Rancangan ini disebut bantuan berbasis pembelajaran, contohnya: penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit pertanyaan ulangan, akronim untuk belajar asosiasi yang sifatnya sembarang. Teknik yang kurang dikenal juga akan di lakukan pengkodean melalui pemberian petunjuk yang dapat berupa judul paragraf atau kata-kata yang berhubungan.
Rancangan yang lain adalah berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya elaborasi (pengubahan) yang dihasilkan peserta didik, rancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Dalam hal ini peserta didik diberikan suatu kesempatan untuk mengubah atau melakukan peengubahan dengan caranya sendiri terhadap informasi agar bagaimana mudah untuk di ingat dan melakukan retrival (memunculkan kembali). Memperoleh Pada bantuan yang berbasis peserta didik yaitu berupa pengisyaratan baik visual maupun verbal yang berasal dari peserta didik itu sendiri, yang dapat membantunya belajar memperoleh asosiasi yang sembarangsaja sifatnya misalnya; sebuah daftar, methode dan sebagainya.
G.IMEMPERLANCARIPENYIMPANANIDANIRETRIVAL
Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat ditujukan berupa: irama bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan yang besardalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah tersimpan dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah tersimpan atau dsimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalam long term memori (ingatan jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan.
Suatu taktik atau siasat pengkodean sangat penting karena hal ini dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali pada waktu yang akan datang. Ini dapat ditujukan berupa: irama bunyi,sajak, kata-kata pokok, citra visual dan sebagainya, yang semuanya memberikan pengisyaratan untuk maksud retrival bagi peserta didik dalam proses belajar. Elaborasi berbasis pembelajaran dan peserta didik keduanya juga memberikan sumbangan yang besardalam proses mengingat kembali terhadap informasi yang sudah tersimpan dalam memori menusia. Proses pemunculan kembali apa yang telah tersimpan atau dsimpan dalam memori manusia dianalogikan dengan mekanisme penelusuran. Maksud dari hal itu juga dapat dikatakan bahwa retrival dikatakan sebagai suatu proses pemunculan informasi yang tersimpan dalam long term memori (ingatan jangka panjang) melalui suatu penelusuran dan penyeleksian terhadap informasi yang akan dimunculkan.
Menanggapi penjelasan di atas Norman dan Bobrow, mengemukakan dua
tahapan dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
a. Tahap pertama : menetapkan informasi
yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan dari dalam ingatan (retrival).
Berarti dalam tahap ini individu melakukan suatu peenyeleksian terhadap
informasi-informasi yang ada pada memorinya dan memilih sesuai apa yang akan di
munculkan.
b. Tahap kedua : penelusuran yang
sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang mencakup tindakan peninjauan kembali
struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkait di dalamnya, sampai
informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan kembali. Asumsi yang di
pakai dalam hal ini adalah bahwa ingatan terdiri dari struktur informasi yang
terorganisasi dan dan proses penelusurannya bergerak secara herarkis, dari
informasi yang paling umum dan eksklusif ke informasi yang umum dan rinci,
sampai pada informasi yang ingin diinginkan atauIdiImunculkanIkembaliIdapatIdidapatkanIolehIindividu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar